Apakah masih ada orang beriman pada
tahun 1500 H?
Oleh: Pak Teten
Dalam hitungan Allah subhanahu
wa ta’ala dimensi waktu dunia yang dipakai manusia hanyalah seperseribu
1/1000 dari dimensi-Nya yang akan kita alami dan jalani di akhirat nanti.
Sehingga tantangan kafir Quraisy untuk mnyegerakan kiamat Allah jawab dengan
perbedaan hitungan ini, artinya bagi Allah itu sangatlah cepat, sehingga kalau
dipercepat lagi hanya akan menambah beban makhluk saja. Allah berfirman:
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ
بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ
كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
[الحج/47]
“dan
mereka minta disegerakan adzab, sedang Allah tidak akan mengingkari janjinya,
dan sungguh satu hari di sisi Tuhanmu seperti seribu tahun dalam perhitunganmu”
(al-Hajj:47)
Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam diberi tahu bersamaan dengan turun ayat ini bahwa umur ummat itu
hanyalah sekitar satu hari saja. Kabar wahyu ini tampak jelas dalam hadis
berikut ini:
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَوْ لَمْ يَبْقَ
مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ ». قَالَ زَائِدَةُ فِى حَدِيثِهِ « لَطَوَّلَ
اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ ». ثُمَّ اتَّفَقُوا « حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ رَجُلاً
مِنِّى ». أَوْ « مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى وَاسْمُ أَبِيهِ
اسْمَ أَبِى ». زَادَ فِى حَدِيثِ فِطْرٍ « يَمْلأُ الأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً
كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا ». وَقَالَ فِى حَدِيثِ سُفْيَانَ « لاَ
تَذْهَبُ أَوْ لاَ تَنْقَضِى الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ
أَهْلِ بَيْتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى ». قَالَ أَبُو دَاوُدَ لَفْظُ عُمَرَ
وَأَبِى بَكْرٍ بِمَعْنَى سُفْيَانَ. سنن أبى داود
Dari
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anh dari Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: “kalaulah dunia hanya tersis satu
hari lagi” dalam riwayat zaidah ada tambahan “sungguh akan dipanjangkan hari
itu oleh Allah” kemudian semuanya sama “ sampai Ia mengutus seorang lelaki dari
(keturunan)ku. Atau “ dari ahli baitku yang namanya sama dengan namaku dan nama
bapaknya sama dengan nama bapakku” ada tambahan dalam riwayat Fithr “ memenuhi
bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi
kedzaliman dan kecurangan”. Dalam riwayat Sufyan “ tidak hilang atau tidak
berakhir dunia sampai negeri Arab dikuasai seorang lelaki dari ahli baitku yang
namanya sama dengan namaku. HR Abu Daud
Dalam riwayat yang melewati
Zaidah rahimahullah, kita mendapat tambahan ilmu, bahwa satu hari
tersebut akan Allah panjangkan. Dan tidaklah terlalu memaksakan apabila kita
memahami kata dipanjangkan itu dengan pengertian ditambah waktunya. Dalam hadis
di bawah ini tampak jelas bahwa tambahan waktu tersebut adalah setengah hari
(500 tahun).
عَنْ
سَعْدِ بْنِ أَبِى وَقَّاصٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنِّى
لأَرْجُو أَنْ لاَ تُعْجِزَ أُمَّتِى عِنْدَ رَبِّهَا أَنْ يُؤَخِّرَهُمْ نِصْفَ
يَوْمٍ ». قِيلَ لِسَعْدٍ وَكَمْ نِصْفُ يَوْمٍ قَالَ خَمْسُمِائَةِ سَنَةٍ. سنن
أبى داود مسند أحمد
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anh bahwa Nabi
shalallahu alaihi wasallam bersabda: “sungguh aku berharap ummat ini tidak
dilemahkan di sisi Tuhannya oleh karena diakhirkan setengah hari” Sa’ad
ditanya: lalu setengah hari itu berapa lama? Ia menjawab: lima ratus tahun. HR
Abu Daud dan Ahmad.
Al-A’bidi dalam ‘Aunul Ma’bud syarh Sunan Abi Daud
menjelaskan ta’wil sahabat Sa’ad:
(lima
ratus tahun): Rowi menerangkan setengah hari itu dengan lima ratus tahun dengan
pertimbangan ayat “dan sungguh satu hari di sisi Tuhanmu seperti seribu tahun
dari perhitunganmu” dan ayat “Ia mengatur perintah dari langit ke bumi kemudian
(hasil perintah itu) nak kepada-Nya pada tenggat waktu yang ukurannya seribu
tahun”
Imam
Ali al-Qori menjelaskan hadis ini dalam kitab Mirqot syarah misykatul mashobih:
Maka hadis, oleh karenanya, berkaitan dengan dekatnya waktu kiamat, inilah yang
dipegang Abu Daud ketika menempatkannya pada bab ini (qiyamu sa’ah) demikian
juga pengarah Mashabih (Tibrizi) yang menempatkan pada bab dekatnya waktu
kiamat. Demikiannya juga Ath-Thanyyibi dan ad-Dawudi
Dalam kitab fath bari ketika memberikan penjelasan hadis “ana
wassa’atu kahataini” dapat disimpulkan bahwa Ibn Hajar rohimahumullah sepakat
atas ijtihad imam thabari bahwa hadis-hadis di atas menunjukan dekatnya waktu
kiamat namun mereka meragukan umur ummat Muhammad 500 tahun karena telah
dilewati mereka. Maka imam Ali al-Qory yang hidup pada tahun 1100 H berijtihad
pada hadis Abu Daud dan Imam Ahmad tentang setengah hari itu adalah tambahan
dari 1000 tahun umur ummat Islam. (kitab Fitan wal Malahim bab qiyamu sa’ah dari Aunul Ma’bud)
Para imam di atas tidak mempertentangkan
ukuran waktu ini dengan ayat dan hadis shahih yang disepakati bahwa tidak ada
yang mengetahui waktu qiamat kecuali Allah al-alim al-khobir, namun mereka
tetap mengidentikan 1000 dan atau 500 tahun dalam hadis-hadis di atas dengan hari
kiamat.
Padahal hemat saya, 1000 dan 500 tersebut sama
sekali bukan dimaksudkan dengan hancurnya alam semesta ketika ditiupnya shur
isrofil as. Namun dengan akhir umur umat islam, sebagimana hadis Muslim dari
Nawas bin Sam’an radhiyallhu anhu,
عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ قَالَ… فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُهُمْ
تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ
النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ
». صحيح مسلم
Dari Nawas bin Sam’an radhiyallahu anh ia
berkata: … telah bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam “ … keteka
mereka seperti itu tiba-tiba Allah turunkan angina kebaikan maka angin itu
merenggut nyawa mereka dari bawah
ketiaknya maka ruh setiap orang beriman dan orang Islam maka yang tersisa
tinggal manusia-manusia bejad yang bergaul seperti pergaulan keledai, maka bagi
mereka kiamat terjadi. HR Muslim
Pendapat ini saya anggap lebih tepat karena
peringatan kiamat kubra itu tidak ada paedahnya bagi orang beriman yang tidak
akan mengalaminya, sebagaimana yang Rosululloh sampaikan, dalam hadis shohih di
atas, bahwa kiamat hanya kan menimpa syirorunnas sedangkan orang yang masih
memiliki iman walau sebenar dzarrah pun akan meninggal pada saat Allah
menurunkan angin baik/hijau/dingin, dan hal itulah kiamatnya ummat Islam, wallohu
a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar