Senin, 13 Maret 2017

Santri Kelas XII PPI 40 Sarongge mengikuti Simulasi II dan Gladi Bersih Ujian Berbasis Komputer (UBK)



Santri Kelas XII PPI 40 Sarongge mengikuti Simulasi II dan Gladi Bersih Ujian Berbasis Komputer (UBK)
  


Santri Kelas XII Pesantren Persis 40 Sarongge Tingkat Mu’allimin pada tahun pelajaran 2016/2017 mengikuti Ujian Berbasis Komputer (UBK). UBK Alhamdulillah berjalan lancar mulai dari kegiatan Simulasi II pada tanggal 20-21 Februari 2017 dan Gladi Bersih (Simulasi III) pada Tanggal 13-14 Maret 2017. Kegiatan tersebut berjalan lancar karena dukungan fasilitas komputer yang memadai serta jaringan internet yang lancar.
Sejak tahun 2011 Pesantren Persis 40 Sarongge Sumedang telah memiliki Lab Komputer yang terhubung ke dalam jaringan di PPI 40 Sarongge dan internet. Lab komputer merupakan sarana penting bagi kegiatan asatidz dan santri sebagai sarana belajar teknologi informasi dan komunikasi. Fasilitas ini digunakan untuk mempelajari hal-hal mendasar tentang teknologi informasi dan komunikasi. Lab komputer ini berada di dalam pengawasan supaya penggunaan internet lebih mengarah ke hal-hal positif dan bermanfaat bagi pembelajaran dan terhindar dari penggunaan yang negatif.
          Pada tahun 2017 Pesantren Persis 40 Sarongge untuk tingkat Mu’allimin telah siap untuk mengikuti UBK. Ujian Berbasis Komputer ini banyak dirasakan manfaatnya sebagimana pendapat santri “Ujian Berbasis komputer itu keren, gak ketinggalan zaman, tidak menghabiskan kertas dan penghapus, pokoknya irit biaya” kata Asmy santri kelas IX PPI 40 Sarongge. 
          Sejalan dengan pendapat Asmy, menurut Ustad Deni Saeful Bukari (Pengajar PPI 40 Sarongge) UBK itu tidak ketinggalan zaman, menghindari kecurangan dan ekonomis.
     
  Kelebihan UBK dibandingan dengan Ujian Berbasis Kertas juga dirasakan manfaatnya oleh Fanisa Nadia Nusyahdila (Perwakilan santri kelas XII yang mengikuti simulasi UBK).Menurutnya Ujian Berbasis Komputer merupakan salah satu kemajuan teknologi yang tidak sia-sia dan terbukti mempermudah siswa dalam mengerjakan soal ujian. Dia juga merasakan adanya pilihan ukuran font yaitu ada yang small, medium dan large, sangat membantu pilihan tersebut khususnya yang menderita penglihatan minus.  Selain itu, ukuran gambar yang bisa diperbesar, mempermudah dalam menganalisa khususnya pada mata pelajaran Biologi. Manfaat lainnya yaitu matode pengisian yang sangat mudah, tinggak klik-selesai, tidak perlu repot merapikan bulatan.


Ibu/Bapak sebagai orang tua tentunya punya pendapat yang sama tentang hal-hal positif yang dirasakan saat putra-putrinya mengikuti Ujian dengan Berbasis komputer. Untuk itu segera  daftarkan putra-putri ibu ke Pesantren kami. Pendaftaran bisa online tidak perlu ribet datang langsung ke lokasi Pesantren. Ibu/Bapak cukup buka internet bisa melalui HP atau smartphone  melalui   https://goo.gl/forms/tnhnzanw32uq89h83
Informasi lebih lanjut tentang pendaftaran bisa diunduh brosur MTs dan MA
 Unduh Brosur MA pdf https://drive.google.com/file/d/0B1MdfdHF7JLwUGtseWxsT2dVbHc/view?usp=sharing


Selasa, 07 Maret 2017

Apakah masih ada orang beriman pada tahun 1500 H?



Apakah masih ada orang beriman pada tahun 1500 H?
Oleh: Pak Teten
                Dalam hitungan Allah subhanahu wa ta’ala dimensi waktu dunia yang dipakai manusia hanyalah seperseribu 1/1000 dari dimensi-Nya yang akan kita alami dan jalani di akhirat nanti. Sehingga tantangan kafir Quraisy untuk mnyegerakan kiamat Allah jawab dengan perbedaan hitungan ini, artinya bagi Allah itu sangatlah cepat, sehingga kalau dipercepat lagi hanya akan menambah beban makhluk saja. Allah berfirman:
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ  [الحج/47]
“dan mereka minta disegerakan adzab, sedang Allah tidak akan mengingkari janjinya, dan sungguh satu hari di sisi Tuhanmu seperti seribu tahun dalam perhitunganmu” (al-Hajj:47)
               Rasulullah shalallahu alaihi wasallam diberi tahu bersamaan dengan turun ayat ini bahwa umur ummat itu hanyalah sekitar satu hari saja. Kabar wahyu ini tampak jelas dalam hadis berikut ini:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ ». قَالَ زَائِدَةُ فِى حَدِيثِهِ « لَطَوَّلَ اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ ». ثُمَّ اتَّفَقُوا « حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ رَجُلاً مِنِّى ». أَوْ « مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمَ أَبِى ». زَادَ فِى حَدِيثِ فِطْرٍ « يَمْلأُ الأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا ». وَقَالَ فِى حَدِيثِ سُفْيَانَ « لاَ تَذْهَبُ أَوْ لاَ تَنْقَضِى الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى ». قَالَ أَبُو دَاوُدَ لَفْظُ عُمَرَ وَأَبِى بَكْرٍ بِمَعْنَى سُفْيَانَ. سنن أبى داود
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anh dari Nabi shalallahu alaihi wasallam  bersabda: “kalaulah dunia hanya tersis satu hari lagi” dalam riwayat zaidah ada tambahan “sungguh akan dipanjangkan hari itu oleh Allah” kemudian semuanya sama “ sampai Ia mengutus seorang lelaki dari (keturunan)ku. Atau “ dari ahli baitku yang namanya sama dengan namaku dan nama bapaknya sama dengan nama bapakku” ada tambahan dalam riwayat Fithr “ memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi kedzaliman dan kecurangan”. Dalam riwayat Sufyan “ tidak hilang atau tidak berakhir dunia sampai negeri Arab dikuasai seorang lelaki dari ahli baitku yang namanya sama dengan namaku. HR Abu Daud
               Dalam riwayat yang melewati Zaidah rahimahullah, kita mendapat tambahan ilmu, bahwa satu hari tersebut akan Allah panjangkan. Dan tidaklah terlalu memaksakan apabila kita memahami kata dipanjangkan itu dengan pengertian ditambah waktunya. Dalam hadis di bawah ini tampak jelas bahwa tambahan waktu tersebut adalah setengah hari (500 tahun).
عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِى وَقَّاصٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنِّى لأَرْجُو أَنْ لاَ تُعْجِزَ أُمَّتِى عِنْدَ رَبِّهَا أَنْ يُؤَخِّرَهُمْ نِصْفَ يَوْمٍ ». قِيلَ لِسَعْدٍ وَكَمْ نِصْفُ يَوْمٍ قَالَ خَمْسُمِائَةِ سَنَةٍ. سنن أبى داود مسند أحمد
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anh bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: “sungguh aku berharap ummat ini tidak dilemahkan di sisi Tuhannya oleh karena diakhirkan setengah hari” Sa’ad ditanya: lalu setengah hari itu berapa lama? Ia menjawab: lima ratus tahun. HR Abu Daud dan Ahmad.
Al-A’bidi dalam ‘Aunul Ma’bud syarh Sunan Abi Daud menjelaskan ta’wil sahabat Sa’ad:
(lima ratus tahun): Rowi menerangkan setengah hari itu dengan lima ratus tahun dengan pertimbangan ayat “dan sungguh satu hari di sisi Tuhanmu seperti seribu tahun dari perhitunganmu” dan ayat “Ia mengatur perintah dari langit ke bumi kemudian (hasil perintah itu) nak kepada-Nya pada tenggat waktu yang ukurannya seribu tahun”
Imam Ali al-Qori menjelaskan hadis ini dalam kitab Mirqot syarah misykatul mashobih: Maka hadis, oleh karenanya, berkaitan dengan dekatnya waktu kiamat, inilah yang dipegang Abu Daud ketika menempatkannya pada bab ini (qiyamu sa’ah) demikian juga pengarah Mashabih (Tibrizi) yang menempatkan pada bab dekatnya waktu kiamat. Demikiannya juga Ath-Thanyyibi dan ad-Dawudi
Dalam kitab fath bari  ketika memberikan penjelasan hadis “ana wassa’atu kahataini” dapat disimpulkan bahwa Ibn Hajar rohimahumullah sepakat atas ijtihad imam thabari bahwa hadis-hadis di atas menunjukan dekatnya waktu kiamat namun mereka meragukan umur ummat Muhammad 500 tahun karena telah dilewati mereka. Maka imam Ali al-Qory yang hidup pada tahun 1100 H berijtihad pada hadis Abu Daud dan Imam Ahmad tentang setengah hari itu adalah tambahan dari 1000 tahun umur ummat Islam. (kitab Fitan wal Malahim bab qiyamu sa’ah  dari Aunul Ma’bud)
Para imam di atas tidak mempertentangkan ukuran waktu ini dengan ayat dan hadis shahih yang disepakati bahwa tidak ada yang mengetahui waktu qiamat kecuali Allah al-alim al-khobir, namun mereka tetap mengidentikan 1000 dan atau 500 tahun dalam hadis-hadis di atas dengan hari kiamat.
Padahal hemat saya, 1000 dan 500 tersebut sama sekali bukan dimaksudkan dengan hancurnya alam semesta ketika ditiupnya shur isrofil as. Namun dengan akhir umur umat islam, sebagimana hadis Muslim dari Nawas bin Sam’an radhiyallhu anhu,
عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ ». صحيح مسلم
Dari Nawas bin Sam’an radhiyallahu anh ia berkata: … telah bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam “ … keteka mereka seperti itu tiba-tiba Allah turunkan angina kebaikan maka angin itu merenggut nyawa mereka  dari bawah ketiaknya maka ruh setiap orang beriman dan orang Islam maka yang tersisa tinggal manusia-manusia bejad yang bergaul seperti pergaulan keledai, maka bagi mereka kiamat terjadi. HR Muslim
Pendapat ini saya anggap lebih tepat karena peringatan kiamat kubra itu tidak ada paedahnya bagi orang beriman yang tidak akan mengalaminya, sebagaimana yang Rosululloh sampaikan, dalam hadis shohih di atas, bahwa kiamat hanya kan menimpa syirorunnas sedangkan orang yang masih memiliki iman walau sebenar dzarrah pun akan meninggal pada saat Allah menurunkan angin baik/hijau/dingin, dan hal itulah kiamatnya ummat Islam, wallohu a’lam.

Jumat, 24 Februari 2017

About Pesantren Persis 40 Sarongge



History Pesantren Persis 40 Sarongge

Pada Tahun 1991, H. Taufieq Hidayat (meninggal 30 April 2011 M) mengadakan musyawarah bersama sebuah kelompok pengajian santri Pesantren Persatuan Islam 1 Pajagalan Bandung yang bernama Ikhwanul Haq atas bimbingan ust. Hazmiludi. Musyawarah tersebut membahasa tentang pendirian Pesantren Persatuan Islam 40 Sarongge. Pada tahun 1996 dimulailah proses pendirian tersebut dengan mulai membangun tiga ruang kelas. Belum tuntas pembangunan ketiga ruang kelas tersebut , pada awal tahun 1997 mulai membangun tiga ruang kelas di samping masjid Al Fajar. Setelah selesai pembangunan tiga ruang kelas tersebut , pada bulan Juli 1997 dimulailah kegiatan pendidikan dengan jenjang tazhiziyah


Pada tahun 2004 dalam suatu musyawarah cabang Persatuan Islam Pamulihan memandang perlu untuk mendirikan jenjang Aliyah, sehingga pada tahun tersebut diusulkan pendirian Mu’allimin (Madrasah aliyah) ke Pimpinan Pusat Persis di Bandung. Pada tahun yang sama Bidang Garapan Pendidikan Dasar dan Menengah PP Persis memutuskan kelayakan Pesantren Persis 40 Sarongge untuk mendirikan  tingkat Muallimin, sekaligus melantik Bapak Muhammad Shogir, S.Psi sebagai Mudir (Kepala Madrasah MA Persis 40 Sarongge).


Visi Pesantren Persis 40 Sarongge

Pesantren Persis 40 Sarongge menyelenggarakan pendidikan untuk mencapai sebuah misi penyelenggaraan pendidikan. Adapun visi Pesantren Persis 40 Sarongge adalah “Terwujudnya Pesantren yang Unggul dan Tafaqquh Fiddin”.
Berdasarkan visi dapat disusun indikator sebagai berikut.
1.      Unggul dalam perolehan prestasi akademik dan non akademik
2.      Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
3.      Unggul dalam aktivitas keagamaan
4.      Unggul dalam akhlakul karimah
5.      Unggul dalam beribadah sesuai Al Qur’an dan As-sunnah
6.      Memiliki ilmu dan wawasan Islam yang luas sesuai tingkatan remaja


Misi Pesantren Persis 40 Sarongge

Untuk mencapai visi dirumuskan, Pesantren Persis 40 Sarongge menempuh misi-misi sebagai berikut.
1.      Mendidik dan membina peserta didik dalam proses pendidikan integral sebagai bagian dari pendidikan yang tsumuly (holistik) dan berkarakter.
2.      Memadukan sistem pembelajaran madrasah dan sistem pendidikan pesantren yang bertumpu pada sikap akhlak mulia dan budaya menuntut ilmu yang terus-menerus.
3.      Memberi pemahaman dan bimbingan kepada peserta didik mengenai prinsip-prinsip ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan As-sunnah.
4.      Mendorong dan membimbing peserta didik dalam menciptakan budaya prestasi, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sosial.