Jumat, 24 Februari 2017

About Pesantren Persis 40 Sarongge



History Pesantren Persis 40 Sarongge

Pada Tahun 1991, H. Taufieq Hidayat (meninggal 30 April 2011 M) mengadakan musyawarah bersama sebuah kelompok pengajian santri Pesantren Persatuan Islam 1 Pajagalan Bandung yang bernama Ikhwanul Haq atas bimbingan ust. Hazmiludi. Musyawarah tersebut membahasa tentang pendirian Pesantren Persatuan Islam 40 Sarongge. Pada tahun 1996 dimulailah proses pendirian tersebut dengan mulai membangun tiga ruang kelas. Belum tuntas pembangunan ketiga ruang kelas tersebut , pada awal tahun 1997 mulai membangun tiga ruang kelas di samping masjid Al Fajar. Setelah selesai pembangunan tiga ruang kelas tersebut , pada bulan Juli 1997 dimulailah kegiatan pendidikan dengan jenjang tazhiziyah


Pada tahun 2004 dalam suatu musyawarah cabang Persatuan Islam Pamulihan memandang perlu untuk mendirikan jenjang Aliyah, sehingga pada tahun tersebut diusulkan pendirian Mu’allimin (Madrasah aliyah) ke Pimpinan Pusat Persis di Bandung. Pada tahun yang sama Bidang Garapan Pendidikan Dasar dan Menengah PP Persis memutuskan kelayakan Pesantren Persis 40 Sarongge untuk mendirikan  tingkat Muallimin, sekaligus melantik Bapak Muhammad Shogir, S.Psi sebagai Mudir (Kepala Madrasah MA Persis 40 Sarongge).


Visi Pesantren Persis 40 Sarongge

Pesantren Persis 40 Sarongge menyelenggarakan pendidikan untuk mencapai sebuah misi penyelenggaraan pendidikan. Adapun visi Pesantren Persis 40 Sarongge adalah “Terwujudnya Pesantren yang Unggul dan Tafaqquh Fiddin”.
Berdasarkan visi dapat disusun indikator sebagai berikut.
1.      Unggul dalam perolehan prestasi akademik dan non akademik
2.      Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
3.      Unggul dalam aktivitas keagamaan
4.      Unggul dalam akhlakul karimah
5.      Unggul dalam beribadah sesuai Al Qur’an dan As-sunnah
6.      Memiliki ilmu dan wawasan Islam yang luas sesuai tingkatan remaja


Misi Pesantren Persis 40 Sarongge

Untuk mencapai visi dirumuskan, Pesantren Persis 40 Sarongge menempuh misi-misi sebagai berikut.
1.      Mendidik dan membina peserta didik dalam proses pendidikan integral sebagai bagian dari pendidikan yang tsumuly (holistik) dan berkarakter.
2.      Memadukan sistem pembelajaran madrasah dan sistem pendidikan pesantren yang bertumpu pada sikap akhlak mulia dan budaya menuntut ilmu yang terus-menerus.
3.      Memberi pemahaman dan bimbingan kepada peserta didik mengenai prinsip-prinsip ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan As-sunnah.
4.      Mendorong dan membimbing peserta didik dalam menciptakan budaya prestasi, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sosial.

Rabu, 22 Februari 2017

MUNGKINKAH INDONESIA BANGSA PEMBAWA KEJAYAAN ISLAM DI AKHIR ZAMAN

Oleh: Pak Teten

Kita tengah berada di akhir zaman, karena sebagian tanda-tandanya telah kita saksikan lalu Apa saja peristiwa penting yang akan terjadi di akhir zaman?
Berdasarkan hadis Muslim dari Nawas bin Sam’an radhiyallahu anh dan hadis Ibn Majah dari Abu ‘Umamah radhiyallahu anhu maka peristiwa akhir zaman bila dirunut dari belakang tersusun secara garis besar seperti ini:
1.      Kiamat Kubra
2.      Masa syirarun nas (manusia keledai)
3.      Angin thayyib wafatnya semua orang beriman
4.      Masa aman bersama Nabi Isa alaihissalam
5.      Masa pertempuran Nabi Isa alaihissalam dengan ya’juj ma’juj
6.      Masa pertempuran Nabi Isa alaihissalam dengan dajjal
7.      Masa khalifatullah al-mahdi
8.      Masa royatu sud (pasukan berbendera hitam)
Sembilan masa itu belum kita alami. Karena tanda-tandanya belum kita temukan. Bagaimana nasib bangsa Indonesia pada masa-masa tersebut? Terlebih dahulu kita harus ketahui siapa Al-Mahdi itu dan siapa itu Royatu Sud
1.      Siapakah Al-Mahdi?
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ عَبِثَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى مَنَامِهِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ صَنَعْتَ شَيْئًا فِى مَنَامِكَ لَمْ تَكُنْ تَفْعَلُهُ. فَقَالَ « الْعَجَبُ إِنَّ نَاسًا مِنْ أُمَّتِى يَؤُمُّونَ بِالْبَيْتِ بِرَجُلٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَدْ لَجَأَ بِالْبَيْتِ حَتَّى إِذَا كَانُوا بِالْبَيْدَاءِ خُسِفَ بِهِمْ ». فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الطَّرِيقَ قَدْ يَجْمَعُ النَّاسَ. قَالَ « نَعَمْ فِيهِمُ الْمُسْتَبْصِرُ وَالْمَجْبُورُ وَابْنُ السَّبِيلِ يَهْلِكُونَ مَهْلَكًا وَاحِدًا وَيَصْدُرُونَ مَصَادِرَ شَتَّى يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ عَلَى نِيَّاتِهِمْ ». صحيح مسلم
Artinya : Dari Abdullah bin Zubair bahwa aisyah berkata: Rosulullah shalallahu alaihi wasallam terbangun dari tidurnya, kami bertanya: wahai Rosulullah apa yang terjadi dalam tidurmu tidak biasanya? ia bersabda: “ajaib! sungguh manusia dari ummatku bermaksud menuju seorang lelaki Quraisy yang berlindung di bait (ullah) sampai ketika mereka ada di Baida ditenggelamkan. kami bertanya: wahai Rosulullah! sungguh jalan itu tempat berkumpul manusia! beliau bersabda: ya di antara mereka ada yang punya tujuan, ada yang sombong dan ada juga yang dalam perjalanan, mereka dibinasakan sekaligus namun dikumpulkan pada tempat-tempat berbeda, Allah bangkitkan menurut niatnya masing-masing”. HSR Muslim
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « يَكُونُ اخْتِلاَفٌ عِنْدَ مَوْتِ خَلِيفَةٍ فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ هَارِبًا إِلَى مَكَّةَ فَيَأْتِيهِ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَيُخْرِجُونَهُ وَهُوَ كَارِهٌ فَيُبَايِعُونَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ وَيُبْعَثُ إِلَيْهِ بَعْثٌ مِنَ الشَّامِ فَيُخْسَفُ بِهِمْ بِالْبَيْدَاءِ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ فَإِذَا رَأَى النَّاسُ ذَلِكَ أَتَاهُ أَبْدَالُ الشَّامِ وَعَصَائِبُ أَهْلِ الْعِرَاقِ فَيُبَايِعُونَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ ثُمَّ يَنْشَأُ رَجُلٌ مِنْ قُرَيْشٍ أَخْوَالُهُ كَلْبٌ فَيَبْعَثُ إِلَيْهِمْ بَعْثًا فَيَظْهَرُونَ عَلَيْهِمْ وَذَلِكَ بَعْثُ كَلْبٍ وَالْخَيْبَةُ لِمَنْ لَمْ يَشْهَدْ غَنِيمَةَ كَلْبٍ فَيَقْسِمُ الْمَالَ وَيَعْمَلُ فِى النَّاسِ بِسُنَّةِ نَبِيِّهِمْ -صلى الله عليه وسلم- وَيُلْقِى الإِسْلاَمُ بِجِرَانِهِ إِلَى الأَرْضِ فَيَلْبَثُ سَبْعَ سِنِينَ ثُمَّ يُتَوَفَّى وَيُصَلِّى عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ ». قَالَ أَبُو دَاوُدَ قَالَ بَعْضُهُمْ عَنْ هِشَامٍ « تِسْعَ سِنِينَ ». وَقَالَ بَعْضُهُمْ « سَبْعَ سِنِينَ. سنن أبى داود
Artinya : Dari Ummu Salamah istri Nabi shalallahu alaihi wasallam dari Nabi shalallahu alaihi wasallam ia bersabda: “aka nada pertikaian ketika meninggalnya seorang khalifah, maka keluar seorang lelaki penduduk Madinah berlindung menuju Mekkah lalu mendatanginya orang-orang Mekkah, maka ia dikeluarkan sedang ia enggan lalu mereka membaiatnya antar rukun (yamani) dan maqam (Ibrahim) dan diutus kepadanya satu pasukan dari Syam lalu mereka ditelan (bumi) di Baida antara Mekkah dan Madinah, maka tatkala orang-orang mengetahui hal itu maka mendatanginya abdal Syam dan ashaib penduduk Iraq maka mereka membaiatnya di antara rukun dan maqam. lalu munculah lelaki bangsa Quraisy yang akhwal (paman dari ibu)nya dari Bani Kalb, maka mengutus padanya satu pasukan dan merka menang dan itulah pasukan Bani Kalb dan hebatnya bai orang yang tidak melihat ganimah Bani Kalb, maka dibagikan harta dan ia beramal kepada manusia seperti sunnah Nabi mereka shalallahu alaihi wasallam, maka ia menyebarkan Islam dari wilayah tetangganya ke (seluruh) bumi, ia hidup 7 (tujuh) tahun kemudian meninggal dan menshalatinya kaum muslimin. Abu Daud berkata sebagian rawi berkata dari Hisyam, 9 (Sembilan) tahun, sebagian lagi 7 (tujuh) tahun. HHR Abu Daud
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « عُمْرَانُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَرَابُ يَثْرِبَ وَخَرَابُ يَثْرِبَ خُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ وَخُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ فَتْحُ قُسْطَنْطِينِيَّةَ وَفَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ خُرُوجُ الدَّجَّالِ ». ثُمَّ ضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى فَخِذِ الَّذِى حَدَّثَ - أَوْ مَنْكِبِهِ - ثُمَّ قَالَ إِنَّ هَذَا لَحَقٌّ كَمَا أَنَّكَ هَا هُنَا أَوْ كَمَا أَنَّكَ قَاعِدٌ. يَعْنِى مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ. رواه أبو داود تحقيق الألباني :حسن
Artinya : Dari Muadz bin Jabal ia berkata: telah bersabda Rosulullah shalallahu alaihi wasallam: memakmurkan Baitul Maqdis adalah robohnya Yatsrib, dan robohnya Yatsrib adalah keluarnya malhamah, dan keluarnya malhamah adalah kemenangan di Konstantin, dan kemenangan di Konstantin adalah keluarnya Dajjal’. kemudian ia menepuk dengan tangannya paha yang menceritakan – atau pundaknya- kemudian beliau bersabda: ini benar seperti kamu ada di sini atau seperti kamu sekarang tengah duduk. yakni Muadz bin Jabal. HHR Abu Daud tahqiq al-Bani hasan.
عَنْ نَافِعِ بْنِ عُتْبَةَ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى غَزْوَةٍ ... قَالَ - فَحَفِظْتُ مِنْهُ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ أَعُدُّهُنَّ فِى يَدِى قَالَ « تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ ». قَالَ فَقَالَ نَافِعٌ يَا جَابِرُ لاَ نَرَى الدَّجَّالَ يَخْرُجُ حَتَّى تُفْتَحَ الرُّومُ. صحيح مسلم
Artinya : Dari Nafi bin Utbah ia berkata kami bersama Rosulullah shalallahu alaihi wasallam dalam suatu peperangan … ia berkata: maka aku hapal darinya empat kalimat aku menghitung-hitungnya pada tanganku. beliau bersabda: kalian memerangi Jazirah Arab maka Allah memenangkan kalian, kemudian Persia, maka Allah memenangkan kalian, kemudian memerangi Romawi maka Allah memenangkan kalian, kemudian memerangi Dajjal maka Allah memenangkan kalian. (rowi) berkata: Nafi berkata: wahai Jabir kami tidak memandang Dajjal keluar sampai menang melawan Romawi. HSR Muslim
Dari hadis-hadis di atas dapat diambil beberapa kesimpulan:
a.       Sebelum turunnya Nabi Isa alihissalam ummat Islam berada dalam satu komando yaitu lelaki sholeh yang dipilih Allah (khalifatulllah) untuk ummatnya yang meneladani petunjuk Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam (al-Mahdi)
b.      Sang Imam akan memerintah selama 7 (tujuh) atau 9 (Sembilan) tahun
c.       Tanda sang imam adalah wafatnya seorang khalifah yang berakibat konflik di antara para putra mahkota
d.      Tanda sang imam adalah pembaiat pertamanya adalah pasukan berbendera hitam (royatu sud)
2.      Siapakah Royatu Sud?
عن ثوبان رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : يقتتل عند كنزكم ثلاثة كلهم ابن خليفة ثم لا يصير إلى واحد منهم ثم تطلع الرايات السود قبل المشرق فيقاتلونكم قتالا لم يقاتله قوم ثم ذكر شيئا فقال : إذا رأيتموه فبايعوه و لو حبوا على الثلج فإنه خليفة الله المهدي المستدرك على الصحيحين للحاكم مع تعليقات الذهبي في التلخيص هذا حديث صحيح على شرط الشيخين
Artinya : Dari Tsauban radhiyllahu anhu ia berkata: telah bersabda Rasulullahu shalallahu alaihi wasallam: akan berperang memperubutkan harta kalian tiga kelompok semuanya anak khalifah (raja) namun tidak ada yang menang seorangpun, lalu muncullah pasukan berbendera hitam (royah sud) dari arah TIMUR maka mereka menyerang kalian yang belum pernah terjadi sebelumnya, lalu menyebutkan sesuatu lalu beliau bersabda: bila kalian melihatnya maka baiatlah ia walaupun harus merangkak di atas salju, karena ia khlifah Allah al-Mahdi. Hakim. Al-dzahabi berkata shahih sesuat syarat Bukhari-muslim.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذْ أَقْبَلَ فِتْيَةٌ مِنْ بَنِى هَاشِمٍ فَلَمَّا رَآهُمُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- اغْرَوْرَقَتْ عَيْنَاهُ وَتَغَيَّرَ لَوْنُهُ قَالَ فَقُلْتُ مَا نَزَالُ نَرَى فِى وَجْهِكَ شَيْئًا نَكْرَهُهُ. فَقَالَ « إِنَّا أَهْلُ بَيْتٍ اخْتَارَ اللَّهُ لَنَا الآخِرَةَ عَلَى الدُّنْيَا وَإِنَّ أَهْلَ بَيْتِى سَيَلْقَوْنَ بَعْدِى بَلاَءً وَتَشْرِيدًا وَتَطْرِيدًا حَتَّى يَأْتِىَ قَوْمٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَعَهُمْ رَايَاتٌ سُودٌ فَيَسْأَلُونَ الْخَيْرَ فَلاَ يُعْطَوْنَهُ فَيُقَاتِلُونَ فَيُنْصَرُونَ فَيُعْطَوْنَ مَا سَأَلُوا فَلاَ يَقْبَلُونَهُ حَتَّى يَدْفَعُوهَا إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى فَيَمْلَؤُهَا قِسْطًا كَمَا مَلَؤُوهَا جَوْرًا فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلْيَأْتِهِمْ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ ». سنن ابن ماجه
Artinya : Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahuanhu ia berkata: ketika kami bersama Rasulallahu shalallahu alaihi wasallam tiba-tiba dating para pemuda Bani Hasyim ketika beliau melihat mereka matanya menjadi sayu dan berubah raut mukanya, maka aku bertanya: kami selalu melihat rupamu yang tak kami sukai? Beliau menjawab: Kami Ahlu Bait dipilihkan akhirat oleh Allah daripada dunia, sungguh ahlu baitku setelah aku tiada akan menempuh banyak cobaan, siksaan dan pengusiran hingga dating bangsa dari TIMUR bersama mereka bendera-bendera hitam (royah sud) mereka meminta kebaikan tapi tak diberikan maka mereka perang dan menang maka mereka diberi apa yang mereka minta namun tidak mereka tolak sampai ia limpahkan (kekuasaannya) pada seorang lelaki dari ahlu baitku mka ia penuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi kecurangan, maka siapa yang mendapatkan masa itu maka datangilah mereka walaupun harus merangkak di atas salju. HR Ibn Majah.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ جَزْءٍ الزُّبَيْدِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَخْرُجُ نَاسٌ مِنَ الْمَشْرِقِ فَيُوَطِّئُونَ لِلْمَهْدِىِّ ». يَعْنِى سُلْطَانَهُ. سنن ابن ماجه
Artinya : Dari Abdullah bin Harits bin Jazin al- Zubaidi ia berkata: telah bersabda Rasulullah shalalahu alaihi wasallam: sekumpulan manusia keluar dari TIMUR maka mereka meyerahkannya pada al-Mahdi”. Yaitu kekuasaannya. HR Ibn Majah.
Kesimpulan:
a.       Royatu Sud adalah pasukan yang pertama kali membai’at Imam Mahdi
b.      Royatu Sud adalah pasukan dari Timur yang bertempur di negeri-negeri Arab
3.      Apakah pasukan dari Timur itu dari Indonesia?
Terdapat dua nash syar’I yang mengisyaratkan Indonesia sebagai pembawa amanah Panji Islam di akhir zaman. Yang pertama adalah hadis merah-putih dan yang kedua adalah Surat ke-76 Al-Insan.
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam diberi dua harta; merah putih
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِىَ الأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِى سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِىَ لِى مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الأَحْمَرَ وَالأَبْيَضَ وَإِنِّى سَأَلْتُ رَبِّى لأُمَّتِى أَنْ لاَ يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ وَأَنْ لاَ يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّى قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنِّى إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لاَ يُرَدُّ وَإِنِّى أَعْطَيْتُكَ لأُمَّتِكَ أَنْ لاَ أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ وَأَنْ لاَ أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ يَسْتَبِيحُ بَيْضَتَهُمْ وَلَوِ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا - أَوْ قَالَ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا - حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَيَسْبِى بَعْضُهُمْ بَعْضًا ». صحيح مسلم
Artinya : Dari Tsauban ia berkata: telah bersabda Rasulullah shalallahu alihi wasallam: sesungguhnya Allah telah membeberkan bumi kepadaku maka aku bisa melihat Timur dan Baratnya (sekaligus) dan sungguh ummatku kerajaannya akan mencapai seperti yang aku lihat, dan aku diberi dua pusaka; MERAH DAN PUTIH dan aku meminta kepada Tuhan-ku untuk ummatku agar tidak dibinasakan oleh kemarau menyeluruh dan agar tidak dikalahkan musuh kecuali dari kalangan mereka sendiri maka terkotak-kotak persatuan mereka. Dan sungguh Tuhan-ku berfirman: “wahai Muhammad!  Sungguh jika Aku telah menetapkan sesuatu maka hal itu takan bisa berubah. Sungguh Aku memberimu untuk ummatmu (keselamatan dari) kemarau yang menyeluruh dan tidak akan dikalahkan musuh kecuali dari kalangan sendiri yang memecahkan persatuan walaupun musuh itu berkumpul dari segala penjuru sampai (ummatmu) saling menghancurkan dan saling mencaci”. HR Muslim
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- … وَإِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِى الأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ وَإِذَا وُضِعَ السَّيْفُ فِى أُمَّتِى لَمْ يُرْفَعْ عَنْهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى الأَوْثَانََ وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِى أُمَّتِى كَذَّابُونَ ثَلاَثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِىٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لاَ نَبِىَّ بَعْدِى وَلاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى عَلَى الْحَقِّ ». قَالَ ابْنُ عِيسَى « ظَاهِرِينَ ». ثُمَّ اتَّفَقَا « لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِىَ أَمْرُ اللَّهِ ». سنن أبى داود
Dalam riwayat Abu Daud dengan tambahan “… dan aku hannya khawatir kepada ummatku dengan para pemimpin yang sesat dan apabila telah dikeluarkan pedang pada ummatku maka tak akan disarungkan lagi sampai hari kiamat. Dn tidak akan terjadi kiamat sampai ummatku kembali musrik dan menyembah berhala. Dan akan dating pada ummatku tiga puluh penipu semuanya mengaku nabi sedang aku penutup para Nabi tidak ada Nabi setelahku, dan sentiasa ada satu kelompok dari ummatku yang ada di atas kebenaran dalam keadaan menang tidak memadaratkan mereka orang-orang yang menyelisinya sampai dating ketetapan Allah”.

Surat Al-Dahr (Al-Insan surat ke-76) adalah Surat Indonesia-Melayu
هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا  [الإنسان/1]
Artinya : Apakah telah tiba kepada manusia satu periode dari waktu yang belum disebut-sebut sedikitpun
إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا  [الإنسان/5]
Artinya : Sesungguhnya orang baik akan minum dari cangkir (air minum) yang campurannya kafur
السؤال الأول : أن مزج الكافور بالمشروب لا يكون لذيذاً ، فما السبب في ذكره ههنا؟ الجواب : من وجوه أحدها : أن الكافور اسم عين في الجنة ماؤها في بياض الكافور ورائحته وبرده ، ولكن لا يكون فيه طعمه ولا مضرته ، فالمعنى أن ذلك الشراب يكون ممزوجاً بماء هذه العين وثانيها : أن رائحة الكافور عرض فلا يكون إلا في جسم ، فإذا خلق الله تلك الرائحة في جرم ذلك الشراب سمي ذلك الجسم كافوراً ، وإن كان طعمه طيباً وثالثها : أي بأس في أن يخلق الله تعالى الكافور في الجنة لكن من طعم طيب لذيذ ، ويسلب عنه ما فيه من المضرة؟ ثم إنه تعالى يمزجه بذلك المشروب ، كما أنه تعالى سلب عن جميع المأكولات والمشروبات ما معها في الدنيا من المضار . تفسير الرازي
Soal pertama: bhwa campuran kafur dalam minuman tidak lezat, jadi kenapa hal itu disebutkan disini? Jawaban ada berbagai bentuk: 1) bahwa kafur adalah nama mata air surge, airnya seputih, seharum dan sedingin kafur, tapi tidak mengandung rasa dan racunnya. Maka minuman itu dengan campuran air tersebut. 2) bahwa wangi kafur itu zat pelengkap yang ada pada fisiknya, bila Allahmenciptakan wangi itu pada jenis minuman itu maka minuman itu disebut minuman kafur, walaupun rasanya lezat. 3) apa susahnya bagi Allah menciptakan kafur di surga dengan rasa yang lezat dan tidak beracun? Lalu Allah menjadikannya campuran minuman sebagimana Allah menghilangkan seluruh racun dari maanan dan mi numan yang ada di dunia. Tafsir Ar-Razi
Dalam konteks ini, kâfûr atau kapur barus menunjuk pada sesuatu yang istimewa dan mewah. Ia adalah simbol keistimewaan dan kemewahan.Ar-Razi tidak merasa kesulitan berceritera tentang kafur dalam tafsirnya ini menunjukan bahwa kafur adalah budaya Arab kuno. Budaya Arab telah mengenal kafur sebelum al-Qur`an diturunkan.

Apa itu kafur?
Asal-usul istilah kamper sendiri sulit dilacak. Para ahli berbeda pendapat soal ini. Sebagian berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari India; sebagian yang lain berpendapat bahwa istilah kamper berasal dari rumpun bahasa Austronesia. Namun yang tampaknya lebih masuk akal adalah kesimpulan Claude Guillot dkk. (2009), seorang sarjana Prancis yang pernah melakukan penelitian arkeologis di Barus. Menurut mereka, istilah kapur atau kamper berasal dari “Asia Selatan atau Asis Tenggara, kemungkinan besar dari Asia Tenggara karena lebih dekat dari sumber-sumber produksinya.” (https://jamaldrahman.wordpress.com/2013/02/14/al-quran-kapur-barus-hamzah-fansuri/)
Menurut para ahli, kapur barus atau kamper merupakan barang komuditas di sebagian besar dunia, dari Cina sampai kawasan Laut Tengah (meliputi Indocina, Asia Tenggara, India, Persia, Timur Tengah, bahkan Afrika). Hal itu berlangsung setidaknya sejak abad ke-4 M sampai abad ke-10 atau sesudahnya. Sumber tertua yang menyebutkan kamper berasal dari sebuah catatan seorang pedagang Cina awal abad ke-4 M, yang menelusuri jalur sutera. Di Barat, catatan tertua tentang kamper berasal dari tulisan seorang dokter Yunani yang tinggal di Mesopotamia, bernama Actius (502-578 M). Sementara itu, kronik Dinasti Liang (502-557) di Cina mengaitkan kamper dengan satu daerah yang nanti dikenal dengan Barus. Barus adalah satu daerah di bagian utara Sumatera, yang sangat terkenal di dunia internasional sejak berabad-abad lalu sebagai tempat penghasil kamper atau kapur. Sejak abad ke-6, orang Cina sudah menghubungkan kamper dengan Barus sebagai penghasil kamper itu sendiri. Tidak mengherankan kalau sampai sekarang kita mengenal istilah kapur barus, yang berarti kamper dari Barus.
Seorang pengembara Yunani Claudius Ptolomeus mencatat perjalanannya hingga ke Barousai –Barus, sekitar tahun 70 M. Dalam bukunya –Geographike Hyphegesis ia menuliskan nama negeri Barousai di Chryse Chora (Pulau Emas) –oleh van der Meulen disimpulkan sebagai Sumatera. Pencatat sejarah Yunani –yang menjadi gubernur di Iskandariah/ Alexandria-Mesir itu menyebutkan bahwa selain pedagang Yunani, pedagang Venesia, India, Arab dan Tiongkok juga lalu lalang ke Barus untuk mendapatkan rempah-rempah. Bandar niaga bernama Barousai itu menghasilkan wewangian dari kapur barus. Diceritakan, kapur barus yang diolah dari kayu kamfer –kanper dari Barousai itu merupakan salah satu bahan pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Fir’aun sejak Ramses II, atau sekitar 5.000 tahun Sebelum Masehi. (http://bastiawanade.blogspot.co.id/2013/12/islam-dan-barus.html)
Terutama dari tulisan para ilmuwan Arab (Muslim) abad ke-8-9 M, diketahui bahwa kapur digunakan juga untuk obat-obatan dan wewangian. Ibnu Sina, misalnya, menguraikan secara rinci tentang bagaimana kapur barus digunakan sebagai obat dan wewangian, lengkap dengan cara menyuling kapur barus itu sendiri (Claude Guillot dkk., 2000). Uraian para ilmuwan Muslim ini tentu saja menunjukkan arti penting dan kegunaan kapur barus, yang membuatnya jadi barang komoditas paling dicari di dunia pada masa itu. (https://jamaldrahman.wordpress.com/2013/02/14/al-quran-kapur-barus-hamzah-fansuri/)
Dari berbagai literatur, diyakini bahwa Barus atau yang juga disebut Fansur adalah kampung Islam di daerah pesisir Barat Pulau Sumatera. Kampung kecil ini merupakan sebuah kampung kuno yang berada di antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer Selatan Medan. Barus saat ini hanya sebuah ibukota kecamatan, di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Begitu juga dengan Desa Lobutua –sekitar 4 km ke arah Barat dari Kota Barus, juga layaknya sebuah desa, yakni: sepi.
Sebagai emporium –pelabuhan niaga samudera, Barus (Lobu Tua) diperkirakan sudah ada sejak 3.000 tahun sebelum Masehi. Bahkan, ada memerkirakan lebih jauh dari itu sekiar 5.000 tahun SM. Perkiraan itu, didasarkan pada temuan bahan pengawet dari berbagai mummi Fir'aun Mesir Kuno salah satu pengawetnya menggunakan kanper/kamper atau kapur Barus. Getah kayu itu yang paling baik kualitasnya, kala itu hanya ditemukan di sekitar Barus. (http://bastiawanade.blogspot.co.id/2013/12/islam-dan-barus.html)
عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا (6)
Artinya : 6. (yaitu) mata air yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.
Kata ibadullah yang meminum mata air kafur bersifat umum tidak khusus bagi orang beriman saja. Hal ini mengandung isyarat bahwa penafsiran ain dengan arti mata air syurga itu tidak pasti benar. Artinya bisa saja maksud Allah dalam ayat ini berkaitan dengan seuatu daerah di bumi sebelum kiamat terjadi. Jika ini benar, maka ayat adab dan janji keselamatan Allah pada hamba-hambanya dalam ayat-ayat berikutnya bukan terjadi setelah kiamat namun sebuah fenomena akhir zaman, dan itu berhubungan dengan negeri kafur. Wallahu a’lam.
 يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيرًا (7) وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا (8) إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا (9) إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا (10) فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا  [الإنسان/7-11]
Artinya :
7.      Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.
8.      Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
9.      Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
10.  Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.
11.  Maka Tuhan menyelamatkan mereka dari kejahatan masa itu, dan memberikan (ganjaran) kepada mereka (berupa) keindahan dan kebahagiaan.

Bukti yang lain yang menunjukan surat ini diperuntukan untuk bangsa melayu terdapat dalam ayat 17.
وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا  [الإنسان/17]
Artinya : Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.

Jahe dalam bahasa Arab disebut zanjabil yang mirip serumpun dengan ahasa Yunani gingerbir yang berasal dari bahasa sankrit singaberi. Bahasa sankrit adalah bahasa bahsa India yang sangat mempengaruhi bedaya melayu pra Islam. Sedangkan jahe lebih cocok ditanam di wilayah tropis melayu daripada daratan India.